April 28, 2025

Plazaermitaiztapalapa > Pasar Jantung Perekonomian

Perniagaan yang telah terjadi dari awal peradaban hingga kini tetap lesatari

Harga Rp 9.999 vs Rp 10.000: Trik Psikologis yang Memengaruhi Konsumen

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak product dijual rajazeus online bersama harga Rp 9.999 alih-alih Rp 10.000? Meskipun perbedaannya hanya Rp 1, trik pricing ini ternyata memiliki dampak psikologis yang signifikan terhadap ketentuan pembelian konsumen. Fenomena ini dikenal sebagai “charm pricing” atau “psychological pricing”, sebuah taktik pemasaran yang telah digunakan selama puluhan tahun dan terbukti efisien menaikkan penjualan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas:

  • Apa itu psychological pricing dan mengapa Rp 9.999 lebih menarik?

  • Efek psikologis di balik angka ganjil dalam harga

  • Studi kasus dan penelitian yang mendukung strategi ini

  • Bagaimana toko online & offline memanfaatkannya?

  • Apakah strategi ini selalu berhasil?

1. Mengapa Rp 9.999 Terlihat Lebih Murah daripada Rp 10.000?

Otak manusia cenderung memproses angka dari kiri ke kanan. Ketika melihat Rp 9.999, pikiran kita langsung fokus pada digit pertama (“9”) dan menganggapnya lebih murah dibandingkan Rp 10.000 yang dimulai dengan angka “1”. Padahal, perbedaannya hanya Rp 1, tetapi persepsi yang terbentuk sangat berbeda.

Beberapa alasan psikologis di balik fenomena ini:

  • Left-digit effect: Konsumen lebih memperhatikan angka pertama daripada angka berikutnya.

  • Ilusi diskon: Harga berakhiran .999 sering diasosiasikan dengan potongan harga.

  • Angka ganjil vs genap: Harga ganjil (seperti 9, 7, 5) terkesan lebih “spesial” daripada harga bulat.

2. Efek Psikologis di Balik Angka Ganjil dalam Harga

a. Persepsi Harga Lebih Rendah

Menurut penelitian MIT dan University of Chicago, produk dengan harga berakhiran .99 terjual 24% lebih banyak dibandingkan harga bulat. Contoh:

  • Rp 19.900 vs Rp 20.000 → Konsumen cenderung memilih yang pertama.

b. Asosiasi dengan Diskon

Harga seperti Rp 99.999 sering dikaitkan dengan promo, sementara Rp 100.000 terkesan “standar”. Retailer besar seperti Amazon, Lazada, dan Alfamart kerap menggunakan taktik ini.

c. Kepercayaan terhadap Harga yang “Tepat”

Angka ganjil seperti Rp 7.777 atau Rp 5.950 terlihat seperti hasil kalkulasi biaya yang akurat, sehingga konsumen merasa harganya lebih fair.

3. Studi Kasus & Bukti Penelitian

Eksperimen oleh William Poundstone

Dalam bukunya “Priceless: The Myth of Fair Value”, Poundstone menjelaskan bahwa:

  • Restoran yang menggunakan harga 34∗∗(angkabulat)mendapatlebihsedikitpembelidibandingkanyangmenggunakan∗∗39 (angka ganjil).

  • Konsumen menganggap harga ganjil sebagai “harga spesial”.

Data dari Supermarket

  • Produk dengan harga Rp 9.999 lebih cepat habis daripada Rp 10.000.

  • Strategi ini paling efektif untuk produk impulsif (snack, minuman, aksesoris).

4. Bagaimana Toko Online & Offline Memanfaatkan Trik Ini?

a. E-Commerce (Shopee, Tokopedia, Lazada)

  • Harga produk sering diakhiri .999 atau .900 untuk memberi kesan lebih murah.

  • Beberapa seller menambahkan “~~Rp 15.000~~” dicoret dan diganti “Rp 9.999” untuk ilusi diskon besar.

b. Retail & Supermarket (Indomaret, Alfamart)

  • Harga Rp 4.999 untuk permen atau minuman ringan.

  • Buy 1 Get 1 dengan harga Rp 9.999 (daripada Rp 10.000).

c. Bisnis Kuliner & F&B

  • Menu makanan dijual Rp 24.999 bukan Rp 25.000.

  • Harga Rp 14.500 terlihat lebih “calculated” daripada Rp 15.000.

5. Apakah Strategi Ini Selalu Berhasil?

Meskipun efektif, psychological pricing tidak selalu ampuh dalam situasi berikut:

a. Produk Premium & Luxury Brand

  • Barang mewah (Rolex, Gucci, iPhone) justru menggunakan harga bulat (Rp 15.000.000) untuk kesan eksklusif.

  • Konsumen high-end lebih tertarik pada nilai prestise daripada ilusi diskon.

b. Konsumen yang Sadar Strategi Pricing

  • Beberapa pembeli sudah tahu trik Rp 9.999 = Rp 10.000, sehingga tidak terpengaruh.

c. Produk dengan Harga Sangat Murah

  • Jika selisihnya terlalu kecil (misal Rp 1.999 vs Rp 2.000), efeknya kurang signifikan.

Kesimpulan

BACA JUGA: Pasar Tradisional vs. Pasar Digital: Perbandingan Efisiensi dan Pengalaman Konsumen

Strategi Rp 9.999 vs Rp 10.000 adalah salah satu trik psikologis paling efektif dalam dunia pemasaran. Dengan memanfaatkan left-digit effect dan ilusi diskon, retailer berhasil memengaruhi persepsi konsumen tanpa benar-benar memberi potongan besar.

Namun, taktik ini tidak universal. Produk premium justru menghindarinya, dan konsumen yang lebih kritis mungkin tidak terpengaruh. Bagi pelaku bisnis, memahami teknik ini bisa meningkatkan penjualan, tetapi kualitas produk & layanan tetap faktor utama.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.