Setelah sempat menjadi raja di era awal ponsel, Nokia kini kembali menghidupkan ambisinya di pasar smartphone global. Dengan dominasi Apple melalui iPhone yang begitu kuat, terutama di pasar kelas atas, pertanyaannya muncul: apakah Nokia serius ingin menantang dominasi iPhone?
Kilasan Sejarah: Dari Puncak Kejatuhan Hingga Kebangkitan
Nokia adalah ikon di era ponsel klasik 1990-an hingga awal 2000-an. Namun, keengganannya untuk beradaptasi cepat ke sistem operasi berbasis sentuhan seperti Android dan iOS membuatnya kalah saing. Setelah menjual divisi ponselnya ke Microsoft pada 2014 dan vakum dari pasar smartphone, Nokia kini hadir kembali di bawah naungan HMD Global.
Meski telah merilis berbagai seri Android dengan harga terjangkau, dominasi Nokia belum kembali. Namun belakangan, muncul sinyal bahwa Nokia berupaya mengambil ceruk pasar yang lebih serius, bahkan disebut-sebut ingin menantang Apple.
Apa Langkah Nokia Saat Ini?
1. Mengembangkan Smartphone Premium
Nokia mulai meluncurkan perangkat dengan desain premium, performa tinggi, dan kamera berspesifikasi tinggi. Produk seperti Nokia X30 5G menunjukkan bahwa mereka mulai menggarap segmen menengah atas yang selama ini menjadi ladang Apple.
2. Fokus pada Keberlanjutan dan Etika Produksi
Nokia mencoba membedakan diri dengan menekankan pada produksi berkelanjutan—menggunakan material daur ulang, proses produksi ramah lingkungan, serta transparansi rantai pasokan. Hal ini menarik bagi konsumen yang peduli lingkungan, segmen yang juga dibidik oleh Apple.
3. Pembaruan Android yang Murni
Berbeda dari produsen lain, Nokia konsisten menggunakan Android murni (Android One), tanpa bloatware. Hal ini memberikan pengalaman yang ringan, aman, dan mendapatkan update lebih cepat. Nokia mengandalkan ini sebagai keunggulan mereka dibanding pesaing, termasuk iOS dari Apple.
Tantangan Mengalahkan iPhone
Namun, untuk mengalahkan Apple bukanlah tugas mudah. iPhone telah menciptakan ekosistem tertutup yang sangat solid—dari iCloud, AirDrop, iMessage, hingga Apple Watch dan MacBook yang semuanya saling terintegrasi. Ini adalah nilai tambah besar yang sulit ditandingi oleh Nokia atau produsen Android lainnya.
Selain itu, brand iPhone telah melekat dengan status dan gaya hidup, menjadikannya lebih dari sekadar gadget—ia adalah simbol. Nokia, meskipun memiliki sejarah kuat, harus melakukan transformasi besar dalam pemasaran, inovasi teknologi, dan desain produk jika ingin mengejar ketertinggalan tersebut.
Nokia Bisa Menggoyang, Tapi Sulit Menumbangkan
Ambisi Nokia untuk merebut pangsa pasar dari Apple mungkin tidak sepenuhnya mustahil, namun realistisnya, mereka akan lebih dulu membidik pasar Android dan kelas menengah atas ketimbang langsung mengincar takhta iPhone.
Namun, kembalinya Nokia vs iPhone dengan semangat inovatif dan nilai-nilai berkelanjutan menjadi angin segar di pasar smartphone global. Konsumen pun kini punya alternatif yang kuat, bukan hanya karena nostalgia, tetapi karena nilai dan kualitas produk yang semakin matang.
BACA JUGA: Hebat! Penjualan OPPO Lebih Laris Dibanding Redmi: Apa Rahasianya?